Selasa, 05 September 2023

 

ADAPTASI DAN DIFERENSIASI PELAJARAN BAHASA JAWA di SLB

 

Sekolah luar biasa merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang mampu mewadahi dan menyelenggarakan pendidikan secara khusus untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Sekolah Luar Biasa menyelenggarakan pendidikan untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu dan tunawicara, tunadaksa, tunalaras, tunaganda dan anak ter belakangan. Struktur kurikulum SLB mengacu pada struktur kurikulum SD/MI, SMP/Mts dan SMA/MA yang disesuaikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual. Penyesuaian struktur kurikulum dimaksud dilakukan terhadap keterampilan fungsional dan mata pelajaran yang menunjang kebutuhan tersebut.

Metode pengajaran harus disesuaikan dengan keterbatasan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus. Adaptasi pembelajaran di SLB melibatkan penggunaan pendekatan, materi, dan teknik pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan, gaya belajar, dan kebutuhan individu setiap siswa, meliputi penggunaan metode pembelajaran yang beragam, penyediaan bantuan atau modifikasi dalam tugas serta alat bantu atau teknologi yang mendukung. Disinilah letak penyesuain dan penerapan pembelajaran diferensiasi karena setiap siswa memiliki kebutuhan yang unik. Diferensiasi pembelajaran bukan lagi hal baru di SLB, dimana sudah menjadi bagian integral dari pendidikan di SLB. Prinsip inilah yang mendasari bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang disesuaikan. Hal Ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa di SLB.

Berbeda dengan sekolah regular (umum) yang pembelajarannya bersifat akademik fungsional, pembelajaran di SLB lebih ditekankan pada kemandirian dan ketrampilan hidup (life skills) sesuai kebutuhan dan kemampuan mereka. Tak terkecuali mata pelajaran bahasa Jawa. Materi pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan setiap individu. Padahal bahasa Jawa merupakan mata pelajaran yang wajib dikuasai siswa dan notabennya sebagai bahasa ibu.

Materi Kurikulum Muatan Lokal bahasa Jawa di Sekolah Umum harus menyeleseikan Capaian Pembelajaran dari kurikulum. Peserta didik dari sekolah umum dapat mengikuti dan mentaati aturan Muatan Lokal bahasa jawa sehingga setiap tujuan pembelajaran dapat direalisasikan. Berbeda dengan peserta didik di  sekolah luar biasa. Sekolah luar biasa terdiri dari berbagai karakteristik anak seperti anak tunagrahita, tunanetra, dan tunarungu. Hal ini menjadi kendala bagi tenaga pendidik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu aturan Muatan Lokal Bahasa Jawa di Sekolah Luar Biasa tidak mengejar target capaian pembelajaran namun disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

Tenaga Pendidik dalam menerapkan kurikulum muatan lokal bahasa jawa di Sekolah Luar Biasa,  perlu melakukan adaptasi agar tujuan pembelajaran tetap tercapai dan sesuai kemampuan peserta didik. Adapun cara adaptasi tenaga pendidik dapat dilakukan  dengan analisis kebutuhan awal serta memahami kebutuhan masing masing peserta didik guna tercipta tujuan pembelajaran dengan paradigma baru dan berdiferensiasi. Hal ini sesuai dengan aturan Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang pedoman pemulihan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran diperlukan penyusunan capaian pembelajaran muatan lokal pada bahasa Jawa guna mendukung implementasi kurikulum merdeka dengan penerapan pembelajaran paradigma baru dan berdiferensiasi.